Selasa, 18 Desember 2012

Peristiwa Sekitar proklamasi


Materi IPS Semester 2 Kelas VIII

SK       :
5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan
KD      :
5.1 Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia


Kekalahan Jepang dan Kekosongan kekuasaan 


Perang Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan Jepang untuk mewujudkan cita- citanya, yaitu membentuk Persekemakmuran Asia Timur Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan  Asia  Tenggara,  termasuk  Indonesia  berhasil  diduduki  oleh  Jepang.  Pembentukan Persekemakmuran  Asia  Timur  Raya  berhasil  diwujudkan,  meskipun  hanya  untuk sementara.
Serangan Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari 1942 dengan mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang merupakan daerah yang kaya akan minyak bumi, jatuh ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul kemudian Pontianak 29 Januari 1942, Samarinda 3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10 Pebruari 1942.
Dalam perkembangannya, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama setelah Amerika Serikat menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942, serangan Jepang terhadap  Australia  dapat  dihentikan  karena  tentara  Jepang  menderita  kekalahan  dalam pertempuran Laut Koral (Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway pada bulan Juni 1942.
Kekalahan Jepang terhadap Sekutu, dengan ditanda tanganinya perjanjian Post Dam, maka  secara  resmi  Jepang  menyerahkan  kekuasaan  pada  Sekutu.  Dengan  demikian  di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini oleh bangsa Indonesia dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Laut  Amerika  Serikat  di  Pearl  Harbour  pada  tanggal  8  Desember  1941,  Amerika  Serikat seakan-akan  lumpuh.  Dalam  kenyataannya  Jepang  tidak  dapat  melumpuhkan  Amerika Serikat, bahkan Amerika bangkit dan menjadi musuh yang paling berat bagi Jepang. 
Melihat  fenomena  ini  muncul  pertanyaan  apakah  serangan  Jepang  terhadap  Pearl Harbour itu bukan langkah yang keliru (Lihat Onghokham, 1989: 163). Lebih-lebih setelah lima bulan Perang Asia Timur Raya berkorbar, Amerika Serikat telah dapat memukul balik Jepang. Dalam perang laut Karang (4 Mei 1942) dan disusul dengan perang di Guadacanal (6  Nopember  1942),  Jepang  secara  berturut-turut  menderita  kekalahan.  Kekalahan  yang paling besar dialami Jepang dalam pertempuran laut di dekat Kepulauan Bismarck (1 Maret 1943).
Untuk mengakhiri peperangan ini, maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom yang pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9  Agustus  1945,  bom  atom  kedua  dijatuhkan  lagi  di  atas  Nagasaki.  Akibatnya  bukan saja membawa kerugian material, karena hancurnya kedua kota tersebut dan banyaknya penduduk yang menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito,  karena  harus  dapat  menghentikan  peperangan  secepatnya  guna  menghindari adanya korban yang lebih banyak lagi.
Hal ini berarti bahwa Jepang harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat. Akhirnya  Jepang  menyerah  tanpa  syarat  kepada  Sekutu  pada  tanggal  14  Agustus  1945. Menurut rencana, dengan mengambil tempat di atas geladak kapal perang Amerika Serikat. “Missouri yang  berlabuh  di  teluk  Tokyo  ditandatangani  kapitulasi  penyerahan  Jepang antara Jenderal Douglas Mc Arthur dengan Hirohito pada tanggal 2 September 1945. 
Sebagai  tindak  lanjut  dari  penyerahan  itu,  Sekutu  mulai  mengadakan  perlucutan senjata, memulangkan tentara Jepang dan mengadili penjahat perang. Tugas di Indonesia dilaksanakan  oleh  tentara  Inggris.  Mengapa  tentara  Inggris  dan  bukan  tentara  Amerika Serikat? Hal ini memang dimungkinkan karena pada akhir tahun 1943 ditetapkan bahwa Pulau Sumatera masuk dalam South East Asia Command (SEAC), di bawah Admiral Inggris, Lord Louis Mountbatten yang pada waktu itu bermarkaskan di India. Wilayah kepulauan lain masuk dalam South West Fasific Command di bawah pimpinan Jenderal Amerika Serikat Douglas Mc Arthur, yang berkedudukan di Australia.

PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Karena terjadi kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam beberapa pertempuran seperti yang  disebutkan  diatas,  maka  Jepang  mulai  ngobral  janji.  Janji  itu  dikenal  dengan  janji kemereekaan. Bila bangsa Indonesia mau membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu, maka kelak kemudian hari akan diberikan kemerdekaan. Untuk mengawalinya dibentuklah Badan yang bertugas menyiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kemerdekaan yang dijanjikan. Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI yang dlam perkembangannya berubah menjadi PPKI. Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat (unconditional surrender).  Hal  ini  diumumkan  oleh  Tenno  Heika  melalui  radio.  Kejadian  itu  jelas mengakibatkan pemerintah Jepang tidak dapat meneruskan janji atau usahanya mengenai kemerdekaan Indonesia. Soal terus atau tidaknya usaha mengenai kemerdekaan Indonesia tergantung sepenuhnya kepada para pemimpin bangsa Indonesia.
Sementara  itu  Sutan  Sjahrir  sebagai  seorang  yang  mewakili  pemuda  merasa  gelisah karena telah mendengar melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan memutuskan untuk menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak agar proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan oleh Sukarno-Hatta tanpa harus menunggu janji Jepang. Itulah sebabnya ketika mendengar kepulangan Sukarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon), maka ia segera datang ke rumah Hatta dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tanpa harus menunggu dari pemerintahan Jepang. Hatta tidak dapat memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah Sukarno. Namun Sukarno belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan bahwa Sukarno hanya bersedia melaksanakan proklamasi, jika telah diadakan pertemuan dengan anggota-anggota PPKI lain. Dengan demikian tidak menyimpang dari rencana sebelumnya yang telah disetujui oleh pemerintah Jepang. Selain itu Sukarno akan mencoba dulu untuk mengecek kebenaran berita kekalahan Jepang tersebut.


TO Be continued.. –rengasdengklok-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar